Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalamanku Meraih Pendidikan Setara SMA di PKBM

Ada sebuah ungkapan bijak yang sering kita dengar: “Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina.” Pepatah ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah filosofi mendalam tentang semangat menuntut ilmu yang tak mengenal batas. Jika kita telaah lebih jauh, pepatah ini mengandung makna yang sangat relevan dengan kehidupanku dan mungkin juga dengan kehidupan Anda.

Inti dari pepatah tersebut adalah bahwa dalam mencari ilmu pengetahuan, kita tidak boleh dibatasi oleh apapun. Baik itu jenis kelamin, latar belakang agama, status sosial, maupun usia. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin. Tidak peduli berapa pun usia kita saat ini, apa pun profesi atau status sosial kita, dan apa pun keyakinan kita, pintu pendidikan selalu terbuka lebar bagi mereka yang mau berusaha dan mengejarnya.

Prinsip dari kesetaraan dalam pendidikan ini bahkan telah dijamin oleh pemerintah. Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas mengatur hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan dalam Pasal 31 ayat 1 hingga 5. Pasal-pasal tersebut menyatakan bahwa:

  1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
  2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
  3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
  4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
  5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Bunyi pasal-pasal ini dengan jelas menunjukkan betapa seriusnya negara Indonesia dalam memperhatikan pendidikan warganya. Mulai dari penyediaan fasilitas, peningkatan kualitas tenaga pendidik, hingga pengembangan sistem pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman, semuanya dilakukan dengan satu tujuan utama yaitu menciptakan generasi emas yang berkualitas dan mampu membawa bangsa Indonesia menuju kemajuan di masa depan.


Paket c purbalingga


Memahami Jalur Pendidikan di Indonesia: Formal, Non formal, dan Informal

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, terdapat tiga jalur utama yang diakui secara sah, yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. Ketiga jalur ini memiliki karakteristik dan peran masing-masing dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.   

  1. Pendidikan Formal: Ini adalah jenis pendidikan yang paling umum dan terstruktur, biasanya berlangsung di sekolah-sekolah dengan jenjang yang jelas, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Pendidikan formal memiliki kurikulum yang terstandarisasi dan diakui oleh pemerintah.   
  2. Pendidikan Non Formal: Jalur pendidikan ini bersifat lebih fleksibel dan seringkali diselenggarakan oleh masyarakat atau lembaga di luar sistem pendidikan formal. Contohnya termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), berbagai kursus keterampilan, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pendidikan non formal biasanya fokus pada pengembangan keterampilan spesifik atau pemenuhan kebutuhan belajar yang tidak terpenuhi oleh pendidikan formal.
  3. Pendidikan Informal: Jalur pendidikan ini terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Proses belajar terjadi secara alami melalui interaksi sehari-hari, pengamatan, dan pengalaman. Contohnya adalah pendidikan karakter dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Ketiga jalur pendidikan ini, meskipun berbeda dalam pelaksanaannya, memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk individu yang berkualitas, berpengetahuan, dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Metode pembelajaran di setiap jalur pun terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Lebih Dalam Mengenai Peran Penting PKBM


Ujian Sekolah Paket C


Dari ketiga jalur pendidikan di atas, mari kita fokus pada pendidikan non formal, khususnya melalui lembaga bernama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Menurut UNESCO, yang dikutip oleh Mustofa Kamil dalam bukunya "Pendidikan Non Formal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia," PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal, baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan, dan dikelola oleh masyarakat itu sendiri.

PKBM memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran dengan tujuan utama meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka. Dengan demikian, masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup melalui berbagai program yang ditawarkan, seperti:

  1. Program Keaksaraan Fungsional: Membantu masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis untuk menguasai kemampuan dasar ini.
  2. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD): Menyediakan pendidikan dan stimulasi bagi anak-anak usia prasekolah.
  3. Program Kesetaraan (Paket A, B, dan C): Memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah setara SD, SMP, dan SMA.
  4. Kelompok Belajar Usaha (KBU): Membekali masyarakat dengan keterampilan kewirausahaan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

Pengalaman Pribadiku: Kembali Belajar di Usia Dewasa Melalui PKBM

Kejar paket c PKBM


Saya sendiri memiliki cerita saat mengikuti pendidikan non formal melalui Program Kesetaraan Paket C di sebuah PKBM di daerah Purbalingga. Tepatnya di PKBM Bina Mandiri Karangmoncol. Keputusan untuk kembali menjadi siswa di usia 32 tahun tentu bukan hal yang mudah. Tantangan utama adalah membagi waktu antara bekerja dan kegiatan belajar. Terkadang, saya harus mencari materi pelajaran tambahan di internet atau YouTube hanya untuk memahami konsep atau rumus pelajaran yang belum saya kuasai.

Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan motivasi yang kuat untuk menuntut ilmu, rutinitas baru ini mulai saya nikmati. Fleksibilitas metode pembelajaran, terutama dengan adanya opsi belajar online, sangat membantu ketika saya berhalangan hadir secara offline atau tatap muka.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya tidak melanjutkan pendidikan formal setelah lulus SMP pada tahun 2006? Saya akan menjawabnya. Keinginan untuk mengubah masa depan memang bisa datang tiba-tiba. Saat lulus SMP, dengan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas, prioritas utama saya adalah segera bekerja untuk membantu orang tua dan membiayai pendidikan adik-adik. Saya masih ingat betul saat menemani teman mendaftar sekolah. Saat itu kami, menaiki sepeda butut menuju SMK YPT Purbalingga. Saat itu saya hanya bisa melihat dari luar pintu saat teman saya mengisi formulir pendaftaran. Sampai salah seorang guru menghampiri dan menanyakan apakah saya mau ikut mendaftar atau tidak. Dengan kata terbata-bata saya pun menjawab "saya tidak punya uang, pak". Sungguh jika diingat kembali, pengalaman itu membuat saya sedih. Tapi itu semua sudah berlalu, saya harus menatap masa depan. Oke kembali ke cerita.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya memulai pekerjaan di sebuah peternakan ayam di daerah Bogor. Saat itu hanya pekerjaan ini yang menjadi pilihan saya karena pekerjaan inilah yang menerima karyawan bahkan tanpa sebuah ijasah. Saya menghabiskan waktu yang cukup lama di sana sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman dan saat ini bekerja di sebuah toko.

Titik balik kesadaran akan pentingnya pendidikan muncul ketika saya melihat teman-teman masa kecil saya telah meraih kesuksesan sebagai guru, pegawai negeri sipil, bahkan dokter. Meskipun saya menyadari bahwa pencapaian setiap orang berbeda-beda, keberhasilan teman-teman saya menjadi inspirasi dan motivasi untuk kembali menimba ilmu. PKBM menjadi pilihan yang tepat untuk mewujudkan impian yang selama ini terpendam.


Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar dan Berkembang


Sekolah Paket C Purbalingga


Semoga pengalaman saya ini menjadi bisa contoh nyata bahwa tidak ada batasan usia untuk mengejar pendidikan. Semangat untuk belajar dan berkembang bisa muncul kapan saja, dan pendidikan non formal seperti PKBM menawarkan solusi yang fleksibel dan terjangkau bagi siapa saja yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Saya berharap pengalaman yang saya bagikan ini dapat menjadi penyemangat bagi orang-orang di luar sana yang mungkin masih ragu untuk melanjutkan pendidikan, terutama bagi mereka yang telah memasuki usia dewasa. Ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, tidak ada kata terlambat untuk meraih impian, dan tidak ada kata terlambat untuk menjadi bagian dari generasi emas yang berkualitas.

Mari bersama-sama kita yakini bahwa kita pasti bisa!

Ditulis ulang dengan sedikit perubahan dari artikel asli yang Saya tulis di Tumblr

Sabda
Sabda Hello! Saya hanya seekor anak itik yang kadang suka nulis di Blog ini.

Posting Komentar untuk "Pengalamanku Meraih Pendidikan Setara SMA di PKBM"