Sekolah Tanpa Seragam: Cerita Perjalananku Untuk Meraih Pendidikan

Daftar Isi

Tidak semua orang beruntung bisa menempuh pendidikan dengan mulus tanpa kendala. Beberapa harus berhenti sekolah karena suatu alasan. Dan yang paling banyak adalah karena ketiadaan biaya. Hal ini dialami oleh saya sendiri, yah saya…

Saya adalah anak sulung dari keluarga sederhana, dan mempunyai 2 adik perempuan yang salah satunya masih bersekolah. Saya mau sedikit bercerita mengenai suka duka dalam meraih pendidikan. Oke langsung saja ya.. 

Dulu, ketika masih SMP, saya termasuk anak yah boleh dibilang pandai hehehe karena dari kelas 1 sampai kelas 3 SMP termasuk 5 besar. Bahkan saat lulus dari Sekolah Dasar saya menjadi juara ke dua dengan NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi. Hehehe bangga banget nih..

Tapi yah, saat itu memang ekonomi masih sangat sulit bahkan sampai sekarang sih masih kerasa sulitnya.. karena itulah saat itu saya tidak diijinkan orang tua untuk melanjutkan pendidikan ke SMA. Saya sadar sih kalau harus berbagi dan bergantian dengan adik-adik agar bisa bersekolah juga. 


momen kelulusan paket c

Pengalaman Pahit saat Menemani Teman Mendaftar Sekolah

Suatu hari, tidak terlalu lama dari hari kelulusan SMP, ada 2 orang teman yang ngajakin buat daftar sekolah di SMK YPT 2 Purbalingga. Awalnya saya menolak karena sudah tidak diijinkan lagi untuk bersekolah, tapi karena penasaran dengan sekolah itu dan memang tujuannya hanya menemani saja ya sudah saya pun ikut dengan mereka. Perjalanan kami pagi itu mulai dari Desa  Kedung Legok dan Majatengah, kemudian mampir ke Desa saya, Pegandekan setelahnya kami bertiga pun naik sepeda menuju SMK YPT 2 Purbalingga.

Lumayan jauh perjalanannya, kurang lebih 1 jam kami bersepeda. Sampai di sana saya ikut menemani masuk ke area sekolah. Karena sedang penerimaan siswa baru, suasana sekolah agak ramai dengan para calon siswa yang akan mendaftar di sekolah tersebut. Setelah menyenderkan sepeda di tembok sekolah tersebut, kami masuk ke lokasi pendaftaran.

Di tempat pendaftaran kedua teman saya langsung masuk ke ruangan kelas untuk mengisi formulir pendaftaran. Sementara saya menunggu di luar pintu sambil melihat mereka mengisi formulir. Saya lihat ada banyak orang didalam kelas. Dan semuanya terlihat antusias. Karena penasaran saya pun sedikit masuk dan mengintip di ambang pintu. Saya penasaran dengan isi dari formulir pendaftaran itu. Agak cukup lama saya memperhatikan hingga ada seorang guru laki-laki menghampiri dan menanyakan sesuatu kepada saya. Cukup terkejut saat itu karena sedang serius memperhatikan. 

Adek mau daftar juga?” 

Kulo mboten gadah arto pak, kulo ngancani mawon” (saya tidak punya uang pak, saya hanya menemani)

Guru itu pun pergi, dan melanjutkan pekerjaannya. 

Saya masih ingat betul kejadian itu padahal sudah hampir 20 tahun yang lalu. Jika mengingatnya, saya masih merasa sesak dan sedih.


tutor dan warbel paket c


Terpaksa Bekerja di Usia Dini

Tak hanya diam di rumah, sayapun sadar juga harus membantu perekonomian keluarga. Saya berusaha melamar pekerjaan kesana kemari dengan hanya bermodalkan ijasah SMP. Ada banyak perusaahan rambut di Purbalingga saya lamar, tetapi hasilnya nihil. Mungkin karena saya belum punya KTP atau mungkin juga karena saya tidak punya orang dalam huehue…

Setelah beberapa minggu menunggu. Akhirnya saya mendapat kabar dari Ibu yang saat itu bekerja di Bogor sebagai PRT, kalau bosnya punya peternakan ayam dan membutuhkan karyawan untuk mengurus beberapa kandang. Sayapun langsung mengiyakan dan bersiap untuk Otw ke perantauan.

Di sana saya mendapatkan pekerjaan untuk merawat sekitar 5000 ekor ayam dalam 1 kandang. Mulai dari memberi makan, membersihkan kandang, hingga mengambil telor untuk disetorkan. Cukup lama saya bekerja di sana. Mungkin sekitar 3 tahunan. Setelah itu saya pun kembali ke kampung halaman dan bekerja menjadi Cleaning Service. Setahun kemudian saya diterima bekerja disebuah toko. Dan hingga saat ini saya masih bekerja di sana.


sambutan tutor


Kost Untuk Menghemat Pengeluaran Orang Tua

Setelah pulang ke kampung halaman, saya memutuskan untuk belajar mandiri dengan tidak tergantung lagi dengan orang tua. Saya memutuskan untuk Kost saja. Awalnya hal ini ditentang sama Ibu, tapi saya meyakinkannya dengan alasan belajar mandiri, padahal sebenarnya saya ingin membantu keluarga, namun saya tidak mau menjadi beban. Jadi orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk saya, tapi saya tetap bisa kirim uang untuk keluarga. 


Mendaftar PKBM Kejar Paket C

Setelah sekian tahun berjalan dengan apa adanya, saya mulai memikirkan kembali tentang pendidikan. Kebetulan adik-adik juga sudah besar dan sudah ada yang bekerja juga,  alhamdulillah-nya setelah diatur-atur uangnya cukup jika dipakai untuk bersekolah lagi. 

Saya mengutarakan niat untuk bersekolah lagi kepada orang tua. Dan Alhamdulillah mereka sangat mendukung.  Tak ragu sayapun mencari info PKBM yang bisa belajar secara online. Takdir menemukan saya dengan Bu War, beliau seorang tutor dan Ketua Kejar Paket C Siwi Cahyana. Beliau menawarkan pendidikan Kesetaraan yang bisa dilakukan secara online. Tanpa ragu saya mulai mengurus berkas pendaftaran mulai dari FC Ijasah SMP, FC Kartu keluarga, FC Raport (jika ada) dan FC KTP.

Proses pembelajaran yang saya lakukan antara lain dengan diskusi di grup WhatsApp, pembelajaran interaktif di grup Whatsapp, hingga soal UTS yang bisa dikerjakan di rumah setelah soalnya dikirimkan melalui WA juga.

Namun memang ada kalanya warbel atau warga belajar (sebutan bagi siswa PKBM) untuk datang ke Sekolah saat ada praktik pelajaran. Saya juga beberapa kali menghadiri dan mengikuti KBM yang diselenggarakan. Jika dibandingkan antara pembelajaran online dan tatap muka mungkin bisa sampai 5:1. 


aula acara kelulusan


Kesan Pertama Saat Mengikuti KBM

Awalnya saya ragu apakah bisa belajar lagi setelah sekian puluh tahun tidak pernah menyentuh pendidikan. Tapi dengan tekad yang kuat saya berusaha membuang perasaan itu. Saya ingin maju dan bisa kuliah, begitulah hal yang selalu saya ingat-ingat agar bisa membuang rasa ragu dan malas yang kadang hadir begitu saja.

Saya mulai resmi mengikuti pendidikan kesetaraan pada tahun 2023. dari sejak itulah saya mulai me-manage waktu. Karena saya kerja shift, disaat sedang tidak bekerja saya sempatkan untuk membuka soal atau modul untuk SMA yang banyak tersebar di internet. Mulai melihat vidio-vidio pendidikan, dan mulai mencoba mengasah kemampuan dengan mengikuti beberapa lomba esai nasional tingkat SMA/Sederajat. Salah satu yang saya ikuti adalah lomba Esai Nasional yang diadakan oleh Universitas Terbuka, sayangnya tidak bisa menyabet gelar juara. Tapi tidak apa. Hitung-hitung untuk belajar.


Mengikuti Ujian Kesetaraan Untuk Mendapatkan Ijasah

Setelah mengikuti pembelajaran sesuai regulasi yang ada, akhirnya pada bulan Mei 2025 saya mengikuti Ujian Kesetaraan. Ujian ini tidak bisa dilakukan dengan online jadi saya harus hadir dan mengikuti ujian tersebut. Ujian ini diadakan di SMK Muhamadiyah 1 Tunjungmuli yang berjarak sekitar 30-35 km dari domisili saya saat ini. Dengan mengendarai motor Vega ZR tahun 2009, saya pun berangkat.

Empat hari saya harus bolak balik untuk bisa mengikuti Ujian Kesetaraan. Dan alhamdulillah saya pun bisa lulus dengan nilai yang cukup baik. Semua kerja keras, semua perjuangan yang saya lakukan bisa membuahkan hasil. Saya masih ingat betul saat hari kedua ujian, hujan turun sangat deras, bahkan sampai banjir di beberapa ruas jalan yang saya lalui. Semua terbayar saat saya dinyatakan lulus.


kelas 12 KPC Siwi Cahyana Angkatan 2025


Momen Kelulusan dan Perpisahan

Awalnya saat menentukan lokasi untuk momen perpisahan, semua setuju untuk di lokawisata Gua Lawa Purbalingga (Golaga) saja. Namun karena angkatan sebelumnya sudah merayakan momen tersebut di Golaga, akhirnya angkatan saya tahun ini memutuskan untuk merayakannya di D’Las Pratin Purbalingga. Dan setelah disepakati jumlah biaya dan seragam yang akan dipakai saat acara, pada tanggal 1 Juni 2025 kemarin acara kelulusan serta perpisahan pun dilaksanakan.

Karena saya paling tidak bisa naik bus, apalagi rombongan dengan banyak orang, motor pun jadi andalan untuk menuju lokasi acara. Saya berangkat jam 07.00 dan sampai di lokasi sekitar jam 08.30. setelah rombongan datang sekitar jam 09.00 saya dan angkatan pun masuk ke lokasi wisata.

Acara dimulai sekitar jam 10.00 dengan beberapa susunan acara yang sudah dibuat sebelumnya. Ada kejadian lucu saat saya dan angkatan mengisi paduan suara. Ditengah lagu kami semua lupa lirik, dan tebak apa yang terjadi? Kami semua hanya diam tidak bersuara. Hahaha. Malu ditambah lucu.

Karena harus bekerja, Saya hanya bisa mengikuti acara tersebut sampai jam 12 siang saja. Dan dari beberapa status WA teman angkatan, ada games yang cukup seru diakhir acara. Namun saya hanya bisa melihat dari lokasi kerja. Hiks

kelas 12 PKBM Bina Mandiri Karangmoncol


Penutup

Dari cerita saya yang panjang kali lebar ini, tujuannya adalah untuk berbagi saja. Dan kalau ada beberapa penggal kata yang kurang berkenan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Namun jika ada yang terinspirasi (ciyeelah), yah Alhamdulillah. 

Oiya tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih untuk Tutor PKBM Bina Mandiri yang telah membimbing belajar selama ini, serta teman-teman angkatan yang memberikan kesan tersendiri bagi saya (akhirnya saya punya teman angkatan SMA, sesuatu yang saya tidak bisa dapat saat itu).

Semoga kedepannya kita semua bisa maju dan sukses.

Sabda
Sabda Hello! Saya hanya seekor anak itik yang kadang suka nulis di Blog ini.

Posting Komentar untuk "Sekolah Tanpa Seragam: Cerita Perjalananku Untuk Meraih Pendidikan"